Amalan Si Penghuni Surga
Cerita
hikmah: Penghuni sorga
Suatu ketika Nabi Muhammad saw.
duduk di masjid dan berbincang bincang dengan sahabatnya. Tiba-tiba beliau
bersabda: “Sebentar lagi seorang penghuni surga akan masuk kemari.”
Semua mata pun tertuju ke pintu masjid dan pikiran para hadirin membayangkan
seorang yang luar biasa. “Penghuni surga, penghuni surga,” demikian
gumam mereka.
Beberapa saat kemudian masuklah
seorang dengan air wudhu yang masih membasahi wajahnya dan dengan tangan
menjinjing sepasang alas kaki. Apa gerangan keistimewaan orang itu sehingga
mendapat jaminan surga? Tidak seorang pun yang berani bertanya walau seluruh
hadirin merindukan jawabannya.
Keesokan harinya peristiwa di atas
terulang kembali. Ucapan Nabi dan “si penghuni” surga dengan keadaan
yang sama semuanya terulang, bahkan pada hari ketiga pun terjadi hal yang
demikian.
Abdullah ibnu ‘Amr tidak tahan lagi,
meskipun ia tidak berani bertanya dan khawatir jangan sampai ia mendapat
jawaban yang tidak memuaskannya. Maka timbullah sesuatu dalam benaknya. Dia
mendatangi si penghuni surga sambil berkata: “Saudara, telah terjadi
kesalahpahaman antara aku dan orang-tuaku, dapatkah aku menumpang di rumah Anda
selama tiga hari?“
Tentu, tentu…,” jawab si
penghuni surga.”
Rupanya, Abdullah bermaksud melihat
secara langsung “amalan” si penghuni surga.
Tiga hari tiga malam ia
memperhatikan, mengamati bahkan mengintip si penghuni surga, tetapi tidak ada
sesuatu pun yang istimewa. Tidak ada ibadah khusus yang dilakukan si penghuni
surga. Tidak ada shalat malam, tidak pula puasa sunnah. Ia bahkan tidur dengan
nyenyaknya hingga beberapa saat sebelum fajar. Memang sesekali ia terbangun dan
ketika itu terdengar ia menyebut nama Allah di pembaringannya, tetapi sejenak
saja dan tidurnya pun berlanjut.
Pada siang hari si penghuni surga
bekerja dengan tekun. Ia ke pasar, sebagaimana halnya semua orang yang ke
pasar. “Pasti ada sesuatu yang disembunyikan atau yang tak sempat kulihat Aku
harus berterus terang kepadanya,” demikian pikir Abdullah.
“Apakah yang Anda perbuat sehingga
Anda mendapat jaminan surga?” tanya Abdullah.
“Apa yang Anda lihat itulah!”
jawab si penghuni surga.
Dengan kecewa Abdullah bermaksud
kembali saja ke rumah, tetapi tiba-tiba tangannya dipegang oleh si penghuni
surga seraya berkata: “Apa yang Anda lihat itulah yang saya lakukan,
ditambah sedikit lagi, yaitu saya tidak pernah merasa iri hati terhadap
seseorang yang dianugerahi nikmat oleh Tuhan. Tidak pernah pula saya melakukan
penipuan dalam segala aktivitas saya.”
Dengan
menundukkan kepala Abdullah meninggalkan si penghuni surga sambil berkata: “Rupanya,
yang demikian itulah yang menjadikan Anda mendapat jaminan surga.“
Kisah
di atas disadur dari buku Faidh Al-Nubuwah. Petunjuknya demikian jelas,
sehingga tidak perlu rasanya diberi komentar guna menjadi pelita hati. Saya
hanya berkata: “Astaghfirullah, mampu-kah kita mengikuti jejaknya? Wallahu
A’lam.
.jpg)
Posting Komentar untuk "Amalan Si Penghuni Surga"