Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Tombo Ati

Tombo Ati
Inspirasi Buat Rakyat Jelata
Tombo ati iku limo perkarane
Kaping pisan moco Qur’an lan maknane
Kaping pindo sholat wengi lakonono
Kaping telu wong kang sholeh kumpulono
Kaping papat kudu weteng ingkang luwe
Kaping limo dzikir wengi ingkang suwe

Salah sawijine sopo bisa ngelakoni
Mugi-mugi gusti Allah nyembadani

Tombo Ati.
Hampir seluruh nusantara pernah mendengarnya.
Lebih-lebih penduduk jawa yang sangat kental dengan loghat daerahnya.
Tidak hanya didengar melainkan juga dihafal bahkan didendangkannya.
Sebab ini merupakan warisan leluhur yang tiada harganya.
Lantunan lagu penuh makna yang sangat menggugah.
Golongan remaja, dewasa bahkan para orang tua.
Semuanya terhenyak dalam lantunan iramanya.
Syi’ir yang sarat makna ini pertama kali dikenalkan oleh anggota wali songo Sunan Bonang, beliau bernama asli Raden Maulana Makdum Ibrahim putra dari Sunan Ampel Surabaya, dilahirkan pada tahun 1465 dari ibunya Nyai Ageng Manila yang merupakan putri adipati Tuban.
Tembang tombo ati ini sangat mengakar dihati rakyat jelata, biasanya disenandungkan sebagai pujian penunggu jamaah antara adzan dan iqamah, hal ini dikarnakan selain sarat makna juga mudah dihafal dan dilantunkan oleh semua kalangan. Apalagi tembang ini dikenalkan oleh keturunan ulama’ termasyhur Sunan Ampel. Namun saat ini puji-pujian seperti itu sudah jarang terdengar diganti oleh musik-musik dangdutan terkini tanpa ada pesan yang membekas dihati khususnya masyarakat muslim.
Tembang ini semakin populer sejak era akhir 1990-an. Ini terjadi setelah Emha Ainun Najib bersama Kyai Kanjeng dengan perubahan dalam pembawaan, baik melodi, kemasan, dan beberapa penambahan lirik membawa tombo ati masuk ke dapur rekaman pada tahun 1999 dan kasetnya laris dijual di pasar. Melalui album berjudul Jaman Edan Cak Nun, sapaan akrabnya, memadukan tembang berbahasa Jawa ini dengan alunan shalawat dengan iringan perpaduan music tradisional dan modern.
Beberapa tahun kemudian, tembang ini semakin naik daun ketika penyanyi music religi Opick kembali membawa tombo ati ke dapur rekaman. Bedanya, Opick menyadurnya ke dalam bahasa Indonesia dan mengiringinya dengan music pop dan melodi indah. Sehingga umat muslim di seluruh nusantaranya memberikan apresiasi. Kontan saja, tembang ini bak selebriti dengan tingkat popularitas yang cukup tinggi dan mampu bersaing dengan music relegi lainnya.

Obat hati ada lima perkaranya
Yang pertama baca Quran dan maknanya
Yang kedua sholat malam dirikanlah
Yang ketiga berkumpullah dengan orang sholeh
Yang keempat perbanyaklah berpuasa
Yang kelima dzikir malam perbanyaklah

Salah satunya siapa bisa menjalani
Moga-moga Gusti Allah mencukupi
Dibalik ketenaran tambang tersebut. Sebagaimana sunan-sunan lain yang dalam penyebaran dakwah islam memakai pendekatan budaya sebagai sarana dakwah, begitu juga dengan Sunan Bonang dengan menggunakan tembang Tombo Ati terbukti mampu merubah rakyat jawa yang masih menganut paham hindu budha menjadi muslim yang taat serta paham syariat.
Diantara salah satu muridnya ialah seorang perampok budiman bernama Brandal Lokajaya yang kemudian insaf dan berguru kepada Sunan Bonan, lalu murid tersebut dididik menjadi alim dan masuk dalam anggota wali songo, kemudian sang murid merubah namanya menjadi Sunan Kali Jaga.
Berdasarkan fakta sejarah, tembang tombo ati tidak hanya didendangkan sebagai pelengkap pesta ataupun mengisi kekosongan belaka, melainkan didalami maksud dan maknanya sebagai peneduh hati yang masih gersang menjadi penuh hikmah dan kebijaksanaan. Walaupun sang sunan kini telah tiada dipanggul oleh tuhan bertahun-tahun yang silam, tapi karyanya tetap eksis sampai sekarang sehingga kita pun yang hidup dimasa modern ini masih bisa mengambil kemanfataan darinya. Memang begitulah seharusnya seorang muslim, walupun jasadnya telah tiada tapi jasanya tetap dikenang oleh generasi penerus sehingga menjadi amal jariyah yang terus mengalir deras kedalam pundi amal shalihah.

Posting Komentar untuk "Tombo Ati"